Explore Jakarta, Day 1

0 Comments
Sempat terlintas dipikiran saya ketika saya mengunjungi kota-kota lain pasti saya dan teman-teman saya sibuk membuat list tempat yang ingin kita kunjungi, dengan budget sekecil-kecilnya dan tempat sebanyak-banyaknya. Namun, saya sebagai orang jakarta (pinggiran alias tangerang selatan) belum mengunjungi semua tempat wisata atau musium yang ada di jakarta ini. Ke musium? Paling dalam rangka study tour itu juga waktu kecil. Di masa remaja saya sepertinya hanya kota tua, ragunan, monas dan ancol saja yang pernah saya kunjungi. Sedangkan musium-musium lain belum pernah, pertanyaannya adalah… siapa yang bisa diajak keliling musium yaaa?  Ga semua orang mau ke musium. Selain musium ada lagi satu tempat yang saya ingin sekali kunjungi, planetarium. Planetarium pun begitu, ketika saya mengajak teman saya responnya “Aah, kayak anak kecil banget sih lo. ngapain ke planetarium? Ntar gue malah tidur di dalem.”

Rasanya saya ingin sekali menikmati wisata jakarta yang sesungguhnya, bukan mall.

Sampai akhirnya saya sedang ngobrol di whatsapp dengan teman saya pipit. Tiba-tiba pipit bilang kalau besok dia mau ke musium tekstil. Waaah, sebuah kebetulan yang tidak saya duga. Langsung saja saya menawarkan diri untuk ikut bergabung dalam perjalanan pipit.

Selasa, 8 April 2014
Kami janjian di stasiun sudimara jam 09.00 kali ini saya akan menggunakan commuterline menuju stasiun tanah abang. Senangnya bukan main, sejujurnya saya adalah motorcycle rider, kemana saja saya lebih memilih untuk naik motor karena tau sendiri jakarta macetnya kayak apa, kalau naik bus saya akan menghabiskan banyak waktu di jalan. Satu-satunya kendaraan yang saya belum paham rutenya adalah commuterline. Pipit adalah seorang commuterline mania ahahaha. Jadi saya senang banget ketika pipit mengajak saya menggunakan commuterline, walaupun hanya sampai tanah abang hehhe


Lalu sampai lah kami di Musium Tekstil.
harga tiket masuk musium 5.000 rupiah
Di musium tekstil ini kita akan disuguhi macam-macam motif tekstil yang ada di Indonesia. Yang paling  saya suka adalah kain songket. Alasannya jelas karena itu adalah kain dari tanah kelahiran ibu saya hahaha (^.^)v selain itu yang membuat saya suka kain songket karena kain ini dikombinasikan dengan benang emas yang membuat kain ini keliatan luxury.

Selain itu di musium tekstil ini terdapat ruangan yang berisikan alat-alat yang digunakan untuk membuat kain.
Musium Tekstil ini dingin banget banyak pendingin ruangan jadi gausa takut bakal keringetan bedebu dll ketika berada di dalam musium yah.



Oh iya, di musium tekstil kita bisa mengikuti workshop membatik. Pengunjung akan diajarkan bagaimana cara membuat batik tulis, kalau tidak salah untuk mengikuti workshop ini dikenakan biaya 40.000 rupiah. Kemarin saya dan pipit tidak mengikuti workshop, sebenarnya pipit ingin sekali mengikuti workshop ini, akan tetapi ketika kita sampai workshop sudah dimulai dan dipenuhi anak sekolah yang sedang mengikuti workshop. Kalau kami ikut curiga kami peserta workshop paling tua hahahaha

(insert poto workshop)

Saya dan pipit berada di musium tekstil hingga dzuhur, saya pun mengajak pipit untuk naik city tour bus. Saya ngidam-ngidam mau naik bus ini, mumpung masih gratis, mumpung masih nganggur, mumpung saya lagi di tengah kota.

Setelah sholat dzuhur kami berangkat ke halte yang dilewati city tour bus yaitu halte monumen nasional.
Kami menggunakan angkot tanah abang – kota dan turun di lampu merah yang berada di belakang musium nasional. Ketika kami berada d depan musium nasional ada satu city tour bus yang lewat tapi tidak berhenti, lalu kami memutuskan menunggu di halte monumen nasional. Ketika kami menuju halte sudah 2 bus yang lewat, wah kami ketinggalan 3 bus hahah akhirnya kami menunggus elama 20menit menunggu bus selanjutnya. Pokonya kami ingin naik bus dan duduk di atas.

Ketika menunggu halte ini tidak ada tempat duduknya, saya dan pipit berpikir apa pemerintah sengaja ya takut nanti halte ini dijadikan tempat tidur pengemis. Kebetulan ketika kami menunggu ada dua orang turis yang sama-sama menunggu datangnya city tour bus ini. kasian sekali kedua turis ini duduk dibawah karena memang kami menunggu cukup lama (20 menit).

Akhirnya city tour bus pun datang yeeeeay
Rute bus yang saya lalui adalah Monas – Sarinah – Bunderan HI – Musium Nasional –Pasar Baru - Monas
Perjalanan dari Monas – Bunderan HI saya kasi rate bintang lima hahaha, norak memang. Tapi rasa cape menunggu 20 menit rasanya terbayar dengan pemandangan gedung-gedung pencakar langit jakarta. Ketika saya mengendarai motor saya tidak bisa menikmati keindahan ini, ketika saya menggunakan city tour bus saya merasa bahwa kawanan tamrin memang bisa dibilang kawasan metropolitannya jakarta.

Oh iya, 2 orang turis yang menunggu barengan dengan saya dan pipit juga duduk diatas, para petugas dengan sigap menyapa dan berbasa basi ria. Akan tetapi sangat disayangkan, tour guide (?) pokonya orang yang memberi penjelasan di dalam bus, menurut saya ketika menyampaikan penjelasan terkadang telat. Seperti, ketika kami sudah melintasi gedung BI mereka baru menjelaskan ketika gedung BI sudah lewat, hal ini mungkin krn mereka harus menjelaskan dalam dua bahasa. Saya bisa memaklumi sih heheh. Dan juga, ketika penjelasan belum dimulai lagu-lagu backsound di city tour bus ini lagu-lagu hits masa kini, kenapa tidak lagu-lagu daerah ya? Atau mereka membuat jingle city tour bus gt, atau bisa saja hanya alunan instrumental alat musik betawi. Itu hanya pendapat saya loh..

Over all saya puas naik city tour bus ini, harapan saya city tour bus ini menambahkan rute perjalanan mereka. Masih banyak wisata jakarta lagi yang perlu dijamah.
Dan semoga city tour bus ini akan ada terus di jakarta, jangan di sampai di stop pengoperasiannya.  Kalau bisa sih dikenakan tarif, jangan gratis. Bus ini pasti butuh dana operasional dan perawatan, untuk fasilitas yang baik ini apa salahnya jika dikenakan tarif tapi jangan mahal-mahal ya pak dibawah 5.000 aja hehehe *tetep*



*still updating picture*



You may also like

No comments: